RSS

Pengontrolan Kualitas Pekerjaan Pembangunan Rumah

28 Mar

tukangWalaupun anda bukan arsitek ataupun orang yang bergerak di bidang konstruksi, tetapi anda wajib memahami kualitas pekerjaan pembangunan rumah untuk menghindari kualitas material dan pengerjaan yang buruk pada rumah anda. Kualitas yang akan dibahas antara lain adalah Batu bata, Plesteran dinding, Penutup atap, Lantai dan Kayu.

Batu Bata

Ada 2 macam kualitas batu bata, berdasarkan atas cara pembuatannya, yaitu dengan mesin pres dan dengan cara konvensional. Harga kedua jenis material tersebut juga berbeda,harga bata pres lebih mahal. Akan tetapi bila kita jeli memilih, bata konvensional juga bias memiliki kualitas yang sebanding dengan bata press. Pengecekannya adalah dengan cara ; Pertama adalah dengan mengambil sample 2 buah bata, benturkan secara perlahan, cermati bata tersebut mudah hancur atau tidak. Cara kedua dengan menggesekkan 2 buah bata, jika terdengar suara garing maka bata tersebut berkualitas baik.yang ketiga adalah memperhatikan warnanya,jika perlu patahkan bata tersebut,apabila berwarna kemerahan merata dan sama antara diluar dan didalam maka kualitas pembakarannya benar-benar matang.

Plesteran dinding

Kualitas dinding perlu diperhatikan karena mempengaruhi estetika penampilan rumah anda. Cara pengecekannya adalah dengan mengambil benang dan meletakkan pada kedua ujung dinding secara horizontal, kemudian rentangkan dan lihat apakah benang tersebut menempel rata pada dinding. Untuk cara pengecekan vertical adalah dengan mengaitkan sebuah paku pada ujung benang, kemudian tempelkan ujung benang yang tidak dikait dengan paku pada dinding bagian atas. Seperti pengecekan horizontal, kita lihat apakah benang sejajar rata dengan dinding.

Penutup Atap

Biasanya kebocoran akan terdeteksi ketika sedang turun hujan, tetapi kita dapat mengantisipasi dengan melakukan pengecekan sebelum turun hujan. Perhatikan kerapian pemasangannya, bila ada bagian yang kurang sejajar dengan atas dan bawahnya maka akan menimbulkan kebocoran. Cara yang kedua adalah ketika siang hari cuaca terik, perhatikan celah-celah yang tertembus sinar matahari. Semakin banyak dan lebar celah yang terlihat tentunya kebocoran semakin banyak terjadi.

Lantai

Apapun lantai yang anda gunakan, pada prinsipnya harus rata dan tidak miring di seluruh bagiannya. Cara pengecekan yang pertama dengan merentangkan sehelai benang pada kedua ujung ruangan dan lihat adakah bagian lantai yang melengkung keatas atau ke bawah. Cara yang kedua adalah dengan menyiramkan air keseluruh bagian lantai dan tunggu sesaat kemudian perhatikan genangan air, jika mengumpul di suatu tempat maka lantai ditempat tersebut cenderung cekung.

Kayu

Point utama pengecekan untuk seluruh jenis kayu adalah kelurusan kayu dan keutuhan kayu. Untuk kelurusan kayu cara pengecekannya adalah dengan meletakkan kayu pada lantai yang benar-benar datar, perhatikan keempat sisi panjangnya apakah sejajar dengan lantai atau melengkung. Keutuhan kayu bisa dilihat secara langsung dengan memperhatikan banyaknya mata kayu yang akan membuat kayu berlubang dan tidak rata pada proses finishing. Selain itu yang banyak terjadi adalah pecah pada kayu yang akan mengurangi kekuatan kayu menahan beban. (mas_fer)

 
8 Comments

Posted by on March 28, 2008 in arsitektur

 

Tags: , , , ,

8 responses to “Pengontrolan Kualitas Pekerjaan Pembangunan Rumah

  1. sofyan

    October 12, 2012 at 12:44 am

    mengapa batu bata konvensional memiliki kuat tekan lebih besar dari batu bata press???

     
  2. stefano kuok

    September 2, 2010 at 3:10 am

    kayu menghasilkan panas yg lbh tinggi dari sekam.
    jdi bata hasil pembakarannya, lbh bagus, krn dibakar pada suhu lbh tinggi

     
  3. aroelzein

    July 12, 2010 at 9:03 am

    @stefano kuok
    Maaf, bata yg dibakar dgn sekam apa lebih rendah kwalitasnya dari yg dibakar dgn kayu??
    Apa penyebabnya..?
    Salam

     
  4. salman

    June 3, 2009 at 11:39 am

    artikel yang sangat bagus..mungkin kalau dilengkapi dengan gambar akan lebih informatif… salam…

     
  5. stefano kuok

    April 12, 2009 at 6:08 pm

    Hi.. salam kenal…juga…
    Ijinkan saya melengkapi…. kalo salah monggo, silakan dikoreksi juga…
    1. Bata
    Selain masalah kualitas (kekerasan), juga sebaiknya, jika buatan lokal (non pres) pilihlah yang dibakar dengan kayu (meski juga sulit sekali mendapatkan yang jenis ini), dan dibakar merata.
    Juga masalah ukuran, cukup penting.Kalau press, toleransi biassanya maz 2,5% – artinya, jika lebar 11cm, maka beda antara lebar bata terbesar-terkecil yang dipakai maksimal 2,75mm..
    Kalau buatan lokal (kampung, bakar tradisional).. “agak longgarlah.. bisa 5%…
    Nah.. pertanyaannya : mengapa ?
    Tentu pasangan bata wajib lurus, dengan toleransi pemasangan maksimal 0,1% untuk bidang menerus hingga 3m (cuma boleh meleset 3mm maksimal) – jika s/d 10 meter, 0,05%, dst..
    jika bata yang dipakai sudah terlalu acak, kualitas pasangan yang diinginkan tidak tercapai, dan boros bahan speci (yang justru dalam analisa harga satuan pasangan bata lebih besar prosentasenya dari harga material bata). Juga, karena tidak homogen, kekuatan permukaan pasanganjuga tidak homogen, dan rentan terhadap defferential settlement…..

    2.Plesteran dinding sebaiknya di cek dengan yang disebut sipatan – biasanya dari aluminium kotak (hollow) – jika bisa berukuran 3×1″ – meski umumnya memakai 1×2”.Yang utama adalah :
    – Panjang sipatan jangan kurang dari 2m.
    – Pengecekan dilakukan pada posisi 1,75m (dari 0,0), 3,5, dst – yaitu pada posisi-2 sambungan vertikal – dimana tukang akan menambah andang pada posisi tsb.. dan saat memeriksa, sipatan diletakkan pada posisi vertikal, horisontal dan diagonal – dilihat.. ada “celah cahaya” atau tidak, sepanjang sipatan tersebut… toleransi, kalau sipatan 2m, maksimal “celah cahaya” 1 mm.
    Plesteran, tidak terlepas dari acian – atau skim coat (sekarang mulai mode).. inipun juga wajib di cek dengan sipatan…
    Pengecekan terbaik, tentu dengan teodolit.. palagi kalau pakai total station.. akuratt dah..

    3.Mungkin penutup saya persempit pada sistem atap genteng saja, yang sering dipakai. Dan saya ambil yang umum saja, karena sebetulnya, ada beda sedikit, saat memakai genteng beton, keramik, tanahliat, kaca, dst…
    a. Pertama, adalah jarak usuk : harus sesuai ketentuan pabrik. Yang aman, pakai kayu Bengkirai 5/7, jarak maksimal as-as 50cm.
    b. Jarak reng : juga harus sesuai pabrik, atau jika lokal, ya diukur, 2-3 genteng x 3-4 baris dipasang, dilihat dimana storm stoppernya (profil yang “pas” dengan genteng berikutnya).. dan reng tertinggi, harus sedekat mungkin dengan ruitter.. agar ujung tertinggi genteng teratas, menempel papan ruiter. Mengapa ? karena speci saat memasang wuwung, pasti retak.. jika genteng tidak rapat, maka rembesan air akan turun ke bawah, tidak keluar – merembes permukaan genteng..
    c. Pemakaian rangka kayu – kadang-2 diperlukan bagi model rumah atau vila yang “eksotis”, vernakular, tradisional, dst…
    d. Kalau faktor di atas tidak masuk hitungan, paleng sep kalo pake Galvalum, atau metal… beres dah.. susah lapuk…

    4. Lantaipun, sebaiknya pakai sipatan – seperti pada plesteran.
    Tips sederhana, meski toleransi masuk, tapi sering pemasangan tile (termasuk dinding) membentuk pola “gigi gergaji”.. artinya, masing-2 tile “miring” ke arah sama – jika diraba bolak balik, akan terasa… hal ini disebabkan kualitas pekerja kurang kurang baik.
    Pemasangan tile, juga perlu hati-2, agar tidak “pop up” (mumbul, istilah yang baku – uncoupled / uncoupling).
    Ada beberapa trik, bisa dangan metode sand strata, direct bond, mortar bed dan uncoupling membrane – tergantung posisi, dan kondisi. Penjelasan metode ini cukup panjang, sebaiknya dibahas di lain kesempatan saja ..

    5. Kayu ini justru termasuk ilmu paling rumit… memang di Indonesia ada standar pula, resmi dari pemerintah.. buku dimaksud bisa di beli di toko-2 buku…
    Baca saja, karena bahasannya cukup enak dibaca…..
    Terimakasih,
    moga-moga berguna….

     
  6. Aloysius Erwin

    April 15, 2008 at 1:52 pm

    Hai salam kenal,
    Memang tips yang anda bagikan sangat mudah diikuti.
    Bahkan oleh orang awam sekalipun.
    Penyampaian yang anda berikan dengan bahasa lugas dan sederhana.
    sukses selalu.

     
  7. aRuL

    March 30, 2008 at 6:31 pm

    tapi kadang proyek2 pemerintah dikerja seadanya gitu…

     
  8. risdania

    March 28, 2008 at 7:24 am

    wah, lengkap bener pak,,sudah benar2 ahli ternyata jadi mandor tukang,,

     

Leave a comment